SBOTOP: Skandal Judi Online Kembali Terendus di Serie A

SBOTOP – Dunia sepak bola Italia kembali diterpa badai besar dengan skandal Judi Online. Setelah sebelumnya publik dibuat geger dengan kasus Nicolo Fagioli dan Sandro Tonali, kini skandal baru muncul ke permukaan—menyeret 12 pemain Serie A dan satu pemain dari klub Inggris, Leeds United, ke dalam pusaran dugaan aktivitas judi online ilegal.

Skandal ini membuka kembali luka lama di sepak bola Italia, memunculkan pertanyaan besar tentang integritas, etika, dan pengawasan terhadap para pemain profesional di era digital.

Dari Lapangan Hijau ke Meja Taruhan

Kasus judi online ini terkuak setelah penyelidikan mendalam terhadap perangkat digital milik Fagioli dan Tonali. Bukti-bukti yang ditemukan dari ponsel dan aplikasi mereka mengarah pada aktivitas perjudian yang melibatkan platform ilegal.

Dari situ, nama-nama besar pun mulai mencuat. Di antara mereka ada Weston McKennie, gelandang energik milik Juventus; Nicolo Zaniolo, yang kini memperkuat Fiorentina; dan Leandro Paredes, gelandang Argentina yang kini berseragam AS Roma. Bahkan nama Angel Di Maria, meski kini sudah hengkang dari Juventus, tetap masuk dalam radar penyelidikan.

Satu hal yang melegakan: hingga saat ini, belum ditemukan bukti bahwa mereka berjudi pada pertandingan sepak bola—sebuah poin penting yang membedakan kasus ini dari skandal sebelumnya.

Daftar Nama dalam Sorotan

Menurut laporan dari media-media ternama Italia seperti Corriere della Sera dan ANSA, berikut beberapa nama yang kini berada dalam pantauan ketat penyidik:

  • Alessandro Florenzi (AC Milan)
  • Mattia Perin (Juventus)
  • Raoul Bellanova (Atalanta)
  • Samuele Ricci (Torino)
  • Cristian Buonaiuto (Padova)
  • Matteo Cancellieri (Parma)
  • Nicolo Zaniolo (Fiorentina)
  • Leandro Paredes (AS Roma)
  • Weston McKennie (Juventus)
  • Angel Di Maria (mantan Juventus)
  • Adames Hector Junior Firpo (Leeds United)
  • Matteo Gigante (petenis profesional Italia)

Kasus Judi Online, ini tidak hanya terbatas pada sepak bola, melainkan juga menjalar ke olahraga lain. Nama petenis muda Matteo Gigante menjadi salah satu contoh bahwa penyelidikan ini mencakup spektrum yang luas.

Hukuman Ringan, Tapi Reputasi yang Taruhannya Besar

Judi Online

Secara hukum pidana, taruhan melalui platform ilegal tergolong pelanggaran ringan di Italia. Jika terbukti bersalah, para pemain hanya akan dikenai denda maksimal 250 euro, atau sekitar Rp4,3 juta.

Namun, badai yang sesungguhnya bisa datang dari jalur federasi. FIGC (Federasi Sepak Bola Italia) berhak menjatuhkan sanksi disipliner yang lebih berat jika ditemukan pelanggaran terhadap kode etik sepak bola—terutama jika ada indikasi bahwa para pemain terlibat dalam taruhan atas pertandingan yang mereka ikuti atau pengaruhi secara langsung.

Untuk saat ini, belum ada indikasi kuat bahwa praktik tersebut terjadi, dan ini menjadi kunci mengapa hukuman larangan bermain seperti yang diterima Tonali dan Fagioli masih belum diberlakukan pada pemain-pemain yang baru diselidiki.

Zaniolo: Kasus Judi Online Lama yang Muncul Kembali

Nama Nicolo Zaniolo sebelumnya pernah dikaitkan dengan skandal serupa. Namun setelah penyelidikan, ia terbukti hanya berjudi pada permainan seperti poker dan tidak terlibat taruhan dalam pertandingan sepak bola. Karena itu, Zaniolo saat itu berhasil lolos dari hukuman.

Kasus ini sekali lagi menyoroti bahwa dunia perjudian online di kalangan atlet profesional tidak selalu berkaitan dengan pengaturan skor atau manipulasi pertandingan. Sebagian besar hanya terseret karena akses ke platform ilegal—meskipun tetap saja, itu sudah melanggar hukum di Italia.

Dari Judi Online, Integritas Tetap Prioritas

Meski hingga kini tidak ada bukti keterlibatan dalam skema taruhan atas laga sepak bola, kasus judi online ini tetap menjadi alarm keras bagi industri sepak bola. Integritas pertandingan, kepercayaan suporter, dan nama baik klub semuanya dipertaruhkan.

Otoritas berwenang menegaskan bahwa penyelidikan akan terus berlanjut hingga semua data digital dan transaksi keuangan diperiksa tuntas. Jika ditemukan celah sekecil apa pun yang menunjukkan pengaruh terhadap hasil pertandingan, maka sanksi bisa meningkat drastis.

Antara Digitalisasi dan Pengawasan yang Longgar

Era digital memang memudahkan segalanya, termasuk berjudi secara online. Namun di sisi lain, hal ini menjadi tantangan besar bagi federasi dan klub untuk mengawasi para pemain, terutama yang masih muda dan rentan terhadap pengaruh luar.

Kasus judi online ini bukan hanya tentang siapa yang bersalah atau tidak, tapi lebih dari itu: ini adalah cermin bahwa sistem pengawasan, edukasi, dan pendampingan terhadap pemain masih perlu diperkuat.

Sepak bola bukan sekadar permainan di lapangan. Ia adalah industri, budaya, dan simbol sportivitas. Dan setiap langkah yang menyimpang darinya bisa mencoreng semuanya.